Manajemen Komunikasi Antarbudaya dalam Lingkungan Kampus Multikultural di Universitas Fajar

Penulis

  • Puteri Padriani Paris Universitas Fajar
  • Paris Paris Institut Bisnis dan Keuangan Nitro Makassar

DOI:

https://doi.org/10.56858/bugis.v3i3.756

Kata Kunci:

Manajemen Komunikasi, Multikultural

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa manajemen komunikasi antarbudaya dalam lingkungan kampus multikultural di Universitas Fajar. Analisis yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dengan melakukan wawancara, observasi, dan studi literatur. Analisis data dilakukan dengan reduksi atau pemilahan, penyajian, dan perumusan kesimpulan.

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa 1. Mahasiswa Universitas Fajar memahami manajemen komunikasi antarbudaya dalam lingkungan kampus multikultural sebagai sebuah upaya sadar untuk menciptakan komunikasi yang efektif, harmonis, dan saling menghargai di tengah keberagaman budaya. Mereka melihat manajemen komunikasi antarbudaya bukan sekadar sebagai proses pertukaran informasi, tetapi juga sebagai strategi untuk menghindari konflik, mengatasi kesalahpahaman, serta membangun kerja sama yang inklusif antar individu atau kelompok yang memiliki latar belakang budaya berbeda. Dalam pandangan mahasiswa, manajemen komunikasi yang baik berarti mampu menyesuaikan gaya komunikasi dengan lawan bicara, memahami norma dan nilai budaya lain, serta mengedepankan sikap terbuka dan empatik. 2. Mahasiswa dari latar belakang budaya yang berbeda di Universitas Fajar menghadapi sejumlah tantangan dalam menjalin komunikasi antarbudaya di lingkungan kampus. Salah satu tantangan utama adalah perbedaan bahasa dan cara penyampaian pesan, yang sering kali menimbulkan kesalahpahaman atau interpretasi yang keliru. Misalnya, gaya komunikasi yang dianggap sopan dalam satu budaya bisa saja dianggap terlalu langsung atau tidak ramah oleh budaya lain. Selain itu, adanya stereotip atau prasangka antar kelompok budaya juga menjadi hambatan yang cukup signifikan, karena dapat menciptakan jarak emosional dan menghambat terbentuknya rasa saling percaya. Perbedaan nilai-nilai budaya, seperti cara menyampaikan pendapat, memahami otoritas, atau mengekspresikan emosi, juga sering kali menjadi sumber ketegangan dalam interaksi sehari-hari. Mahasiswa baru, terutama yang datang dari luar daerah atau luar negeri, mungkin juga mengalami "cultural shock" yang membuat mereka merasa terasing atau kesulitan beradaptasi dengan lingkungan sosial kampus

Unduhan

Diterbitkan

27-09-2025

Cara Mengutip

Paris, P. P., & Paris, P. (2025). Manajemen Komunikasi Antarbudaya dalam Lingkungan Kampus Multikultural di Universitas Fajar. BUGIS : Journal of Business, Technology, &Amp; Social Science, 3(3), 33–43. https://doi.org/10.56858/bugis.v3i3.756